30/04/2021

BAHASA YANG SUNTUK


BAHASA YANG SUNTUK

Bahasa yang suntuk menari-nari. Ingin keluar dari kolong kepalaku. Mengetik peringatan "aku mencintai dan membencimu". Tolong juga pinjami aku kesabaran untuk hari-hari yang genit. Jaringan internet yang sakit-sakitan untuk work from home. Beranda facebook yang memuat puisi-puisi. 

Barangkali cinta adalah orang-orang kota yang lapar. Hujan yang kesepian. Jalan-jalan baru yang berlubang. Laut yang diperkosa nelayan dan limbah. Gunung dan upacara pembunuhan hutan. Dan juga rindu yang tak terawat di pemberitaan media cetak dan online. 

Sambil minum kopi, telur mata sapi melirik ke kanan dan ke kiri. Mengingat-ingat nasib seperti kata Chairil. Kemudian, kesunyian menjelma benci. Menjelma bahasa yang suntuk.

(Muncar, 300421)
Foto @jack_izzet

20/03/2021

PULANG DARI TAMASYA RUANG NYERI


PULANG DARI TAMASYA RUANG NYERI


Kita pulang dari tamasya ruang nyeri
membawa sesuatu yang belum memiliki nama
dan parasetamol setelah beberapa waktu
berdesakan di rongga tubuhmu
mengantarkan argumen dua orang lelaki
sepakat menawarkan butir-butir keniscayaan
aku pikir, kita tak perlu secemas itu
untuk rencana ruang tumbuh
sedangkan sesuatu yang belum memiliki nama
masih menghitung denyut kalender di dadamu
sebagai investasi cairan infus masa depan


(Damtelu, 200321)

07/03/2021

KELAK KITA AKAN MENAMAINYA PUISI

Kelak Kita Akan Menamainya Puisi

Saat ini, mimpi menyeruak
menyeduh malam-malam dingin
Kelak kita akan menamainya puisi
kemenangan juga kekalahan
Matahari dan rembulan menua
dalam segelas suka duka
merawat percintaan demi percintaan
Bersabarlah menjaga nafas itu tumbuh
menjadi puisi kita 
dan aku percaya
semua akan baik-baik saja

(Muncar, 070321)

24/02/2021

SEPERTI PUISI DI SINI SEKARANG


SEPERTI PUISI DI SINI SEKARANG


Ia masih tidur dalam poto itu
seperti puisi di sini sekarang
suatu jawaban dari kecemasan
doa-doa akan menghimpun 
pertemuan dari hari ke hari
bulan ke bulan
tahun ke tahun
dan semua bertambah tua
membiasakan menjadi pohon 
merawat dan menjaga
harapan-harapan
detak nafas yang masih melekat


(Muncar, 240221)
Poto Ahmad Annajmuz Sakib

23/02/2021

KEMBALI INSOMNIA


Kembali Insomnia


Malam, sepasang mataku adalah kolak dalam mangkok
ikan-ikan berenang mendengar kicau burung
dan kokok ayam yang tak mau tidur

Sebuah pot bunga di teras rumah
berserakan ditendang tikus tak tahu diri itu

Esok, apakah tetangga akan menjadi pengantin
dan aku menghitung larik hujan di langit mendung

Tiba-tiba alarm ponsel berbunyi
aku segera berlari mencari kabar baik
dari istriku yang sedang memeluk guling


(Muncar, 230221)
Poto Pinterst

16/02/2021

KAVITA


Kavita

Sebentar lagi waktu akan tiba
juga aroma puisi yang kita seduh
bukan lagi sekadar kata-kata
atau janji manusia kepada manusia

Kita perlu menjaga keyakinan
dari metamorfosa usaha dan doa
bakal tumbuh seekor kupu-kupu

Labirin ini jangan kita hindari
susuri dan letakkan ketakutan

Ketakutan hanya membikin kita berhenti
kerdil lalu mengurung diri ke ruang isolasi

Sebentar lagi waktu akan tiba
kita perlu menjaga keyakinan
dari metamorfosa usaha dan doa
bakal tumbuh seekor kupu-kupu

di dada kita

(Muncar, 160221)
Poto Pinterest

19/01/2021

LIPATAN MIMPI


LIPATAN MIMPI

Sebuah kartu tanda pengenal
menyimpan lipatan mimpi
tentu yang datang
bukan keberuntungan

seorang perempuan paruh baya
tak mau melepaskan doanya

mimpi itu adalah bintang jatuh
pada malam yang selalu kembali ke malam

Doa lain dari perempuan paruh baya
lebih keras menyergap
melebihi batu-batu di dalam mimpi itu

mungkin dengan berterima kasih
adalah cara yang tepat
untuk puisi kehidupan

Meski hari-hari
tenggelam berkali-kali
bukan mimpi itu
melanjutkan kesemogaan esok waktu 

(Muncar, 190121)

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...