Foto dari AI
Membuka Pintu yang Lain
Pagi tergelincir dari kalender
kalian bungkus kenangan seperti seragam di lemari tua
warna-warna hujan yang kusut
lampu jalan yang kehilangan pijar terakhir
Kita duduk di kantor, kopi tanpa tatap mata
langit mencoba bicara lewat atap sekolah yang bocor
Perpindahan adalah geografi tubuh
sementara aku menghitung kilometer
dari detak jarum jam ke detak perpisahan
Ada suara lain yang kalian bawa pergi:
ketukan sepatu, tawa pecah,
yang tak sempat kita habiskan di koridor
dan di dalam kelas
Kalian pergi ke arah bayangan
yang tidak lagi mengikuti tubuh
Pintu-pintu melahirkan kelas baru
angin yang menabrak kaca jendela
Aku hanya tinggal di sini
menyusun lagi percakapan yang patah
membaca kembali peta kalian
di ruang kosong yang terus berbicara
Jarak adalah tikungan yang harus dipeluk
Selamat tinggal adalah pintu
yang tidak pernah benar-benar tertutup
Muncar, 06 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar