Ia gigil sendirian
melahirkan air mata
di bawah purnama yang menelungsup
meninggalkan musim semi
Gending-gending gagap dinyanyikan
tercekik sampur di langit merah
Ia gigil sendirian
memasak kenangan
di dapur penghabisan
"Tak pernah terlintas,
bapak mati di pusaran kegaduhan."
Lalu, kematian mencongkel
kedua matanya yang lugu
Ia gigil sendirian
cinta adalah sebuah kesunyian
angan-angan
Siapa lelaki yang sanggup
memanggul kedua pundak yang patah
sebab suwuk memagar
halaman rumah
O, ia gigil sendirian
terkungkung ingatan yang tajam
membelah seisi dada
Di bawah purnama ia terus menari
dalam kealpaan
(Banyuwangi, 281218)
*Ditulis ketika Peluncuran Novel "Perempuan Bersampur Merah" karya Intan Andaru di Kantor PCNU Kabupaten Banyuwangi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ENAM TAHUN ISTRIKU
ilustrasi dari AI Hujan Melelapkan Insomnia hujan melelapkan insomnia di dalam plastik bekas mainan guling kanak-kanakmu menyimpan jejak ba...

-
ilustrasi AI Pesan Guru Kepada Muridnya Kurikulum adalah teka-teki silang tanpa petunjuk, menyisakan k elas dengan kursi yang pincang d...
-
Foto dari AI Membuka Pintu yang Lain Pagi tergelincir dari kalender kalian bungkus kenangan seperti seragam di lemari tua warna-warna hujan ...
-
ilustrasi AI 37 Tahun yang Bernafas Sebuah fosil bernyanyi di dalam kerongkongan desa. Selusin sungai waktu retak seperti paru-paru ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar