04/01/2019

JAWABAN

: Nurma Listi

Banyak yang bertanya
"kapan kau akan mengukuti kejalangan
yang terpajang di etalase kesepian yang panjang itu"
Tentu, aku sukar menjawabnya
karena perlu pembuktian teori dan relevansi kenyataan

Banyak yang tak mau tahu
bagaimana cara mempraktikkan yang benar
meski teori ditulis berulang-ulang
oleh seorang ahli kehidupan
ketergesaan hanya akan berujung di penghabisan
keterlambatan tak baik bagi keberlangsungan

Sebab itu ada yang datang dan pergi
ada yang meninggalkan dan ditinggalkan
"kau mau yang seperti apa"
tentu, aku mau seperti tak sekadar mengerti namun memahami

Dari banyak pertanyaan
kini aku bisa menjawab
"kapan kau akan mengukuti kejalangan
yang terpajang di etalase kesepian yang panjang itu"
pembuktian teori dan relevansi kenyataan
serta ikut campur tangan tuhan
: selamat mengukuti kejalangan
sebentar lagi adalah pembuktian

(Kedungrejo, 04 Januari 2019)

02/01/2019

PEREMPUAN BERSAMPUR MERAH

Ia gigil sendirian
melahirkan air mata
di bawah purnama yang menelungsup
meninggalkan musim semi
Gending-gending gagap dinyanyikan
tercekik sampur di langit merah

Ia gigil sendirian
memasak kenangan
di dapur penghabisan
"Tak pernah terlintas,
bapak mati di pusaran kegaduhan."
Lalu, kematian mencongkel
kedua matanya yang lugu

Ia gigil sendirian
cinta adalah sebuah kesunyian
angan-angan
Siapa lelaki yang sanggup
memanggul kedua pundak yang patah
sebab suwuk memagar
halaman rumah

O, ia gigil sendirian
terkungkung ingatan yang tajam
membelah seisi dada
Di bawah purnama ia terus menari
dalam kealpaan

(Banyuwangi, 281218)
*Ditulis ketika Peluncuran Novel "Perempuan Bersampur Merah" karya Intan Andaru di Kantor PCNU Kabupaten Banyuwangi.

01/01/2019

GERHANA MENJELMA BUTA

Seperti dongeng nenek
tentang gerhana menjelma buta
memakan sembilan purnama
yang nangkring di atas rumah

Halaman tanpa cahaya
rerumput, pohonan,
dan bunga
ditumbuhi lumut-lumut berkarat

Malam beringsut
terjepit di ruang tamu
duduk bersandar
di kursi peninggalan kakek

Malaikat berjaga mondar-mandir
seperti tak terima
gerhana menjelma buta
memakan sembilan purnama

Seperti dongeng nenek
nanti akan tiba
seorang ksatria berkuda
dengan keris panjang
membantu malaikat berperang
: membunuh gerhana yang menjelma buta


(Damtelu, 010119)

SELAMAT TAHUN BARU

"Selamat tahun baru, wahai orang-orang
dalam kesepian dan ataupun keramaian" kata hujan
ketika hadir dalam pidato tahun baruan
di sebuah gang sempit pinggir kota

Tampaknya tak main-main
ia membawa ribuan pasukan berbaju kelabu
demi melancarkan perayaan tahun baru
hujan percaya bahwa dirinya adalah anugerah
yang diperintahkan tuhan
berbagi basah karena kekeringan

Hanya saja orang-orang itu yang membikin
dirinya sendiri kesepian
sepi namun tak benar-benar sepi
mencari kesepian yang bermain dengan sungai
Hanya saja orang-orang itu yang membikin
dirinya sendiri keramaian
ramai namun tak benar-benar ramai
mencari keramaian yang bermain dengan api

"Selamat tahun baru" ucapnya menyeru
sambil meniup terompet menyalakan geledek
menyambut tahun baru di gang sempit pinggir kota
perayaan berjalan lancar
hujan beserta pasukan menari girang di pelataran


(Damtelu, 010119)

31/12/2018

MERAYAKAN KEMATIAN

Perayaan kembang api
pekikan trompet
musik dangdut semalam suntuk
:berjoget di jalan

Pesta makanan
membakar segala macam hal

Pesta minuman
mabuk terkapar di kolong langit

Apa yang dirayakan
kalau bukan kematian
sebab waktu terus berguguran
di pergantian

Ada yang pergi
Ada yang datang
tak jenak tinggal

Sedih
Bahagia
Menangis
Tertawa
: semua hanya sementara

Lantas, apa yang dirayakan
kalau bukan kematian


(Damtelu, 311218)

LEPAS

Ayo kita songsong pergantian
waktu lepas seperti bulu-bulu angsa
dari jam bisu yang detaknya membikin aku gagap
menangkap lembar kehadiran perempuan

O, sebaiknya kau sabar menunggu wahai perempuan
jangan tergesa, kita sama-sama perhitungkan
akan kemana esok tujuan
sebelum genderang ditabuh perang

: sebab kita tak bisa mengelak pertemuan
yang melata di nganga usia

(Damtelu, 311218)

30/12/2018

AROMA KOTA

Tubuhmu yang molek beraroma kota
bising dan penuh asap kendaraan
menenggelamkan keluguan desa
yang ramai dengan binatang malam

O, nafas tukang parkir sesak
di antara pertokoan dan warung kaki lima
yang memanggil orang-orang
untuk mampir membeli barang dan makanan

Sedang, aku adalah petani kata-kata
yang muak akan keangkuhan kota
tak mau berbagi tempat
untukku melumat segala kesumat

(Genteng, 301218)

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...