Model E P Albatiruna
PENDERITAAN
Seseorang hanya bisa mengharapkan segelas es teh manis untuk meredakan derita. Bersembunyi di gedung megah. Bersepatu. Berpakaian rapi. Menenteng tas. Atas nama ibadah. Datang pagi. Pulang petang. Setiap hari menelan obat kuat dari harapan yang mengangkasa. Sedang orang-orang di dalam gedung leluasa menari dengan irama sakit jiwa.
Sepertinya, derita hanya manisfesto sebuah nama. Agar mendapat ucapan terimakasih. Selanjutnya adalah omong kosong. Dalil-dalil agama. Mendoktrin kebaktian. Derita telah dilumrahkan untuk seseorang itu. Menakar sendiri. Bagaimana surga. Bagaimana neraka. Tanpa bertanya, "apakah derita sudah reda?".
(Damtelu, 300120)