19/11/2020

SEORANG FUS


SEORANG FUS 

Membacamu, membaca tragedi winka sihka
yang terlantar di parkiran kampus
dihimpit motor dan harapan
daun-daun kering berserakan
hujan datang hujan pergi
terik datang terik pergi
doa-doa menguap sepanjang lorong
bertemu kambing, 
pengemis, dan penjaja makanan keliling

Membacamu, membaca plung
yang dibuang ke toilet
seorang perempuan tanpa wajah
tiba-tiba membuka pintu 
menyanyikan towel-towelnya naif
di ayunan anak-anak
menghitung bintang di langit yang biru

Membacamu, alangkah membaca tahu tek
dan nasi goreng merah muda
lelaki berkepala gundul
memanah rembulan di jalan jawa
kuda terbang menabrak dada kekasih
yang tak bisa tidur
dari malam menembus pagi

Membacamu, membaca metode
telur mata sapi yang melirik ke kanan atau ke kiri
menjadi puisi kelapa muda
menjadi drama menghisap sampoerna mild
menjadi nyanyian murai
menjadi musik dapur beratap bocor
yang tak pernah selesai ditafsirkan
oleh siapa-siapa

Membacamu, membaca seorang suami dan bapak. 

(Muncar, 191120) 
Foto Fusliyanto Ayahyayakrizalmira

SEORANG FATAH


SEORANG FATAH 

Ia menulis gagasan hujan
di perempatan Singotrunan
dengan sepi
dengan sunyi
dengan hidung pemberian tuhan
puisi-puisi nafas
kretek sampoerna hijau dalam pipa
monolog menggoreng kerupuk ikan
berenang ke laut android
seperti gadis kecil bermata mangga
menggambar kerut wajah
sambil tertawa
bersembunyi pada catatan rindu
di sebuah warung
ketika matahari beranjak
ke selakangan
tak ragu menyeduh kopi
juga terselip pesan
menulislah!

(Muncar, 191120)
Foto Fatah Yasin Noor

18/11/2020

SEORANG FIQ


SEORANG FIQ 

Segelas kopi pahit
tentu cara meredam lampu-lampu
di kepalanya
menulis puisi-esai-cerita
aroma bawang putih
yang tak harus menjadi pasar
tak ada yang lebih sabar
kecuali merawat bonsai
ia menyimpan sunyi
dalam jaket hitam
dan buku catatan usang
masa kanak
mengejar layangan
ke hutan doa
bibirnya menghitam
karib dengan asap tembakau
menyimpan teka-teki sunyi
lipatan nasib berkarat
seorang petani
lahir dari rahim sungai

(Muncar, 181120)
Foto Fiq

16/11/2020

MANTRA BATU


MANTRA BATU

Batu bertemu batu
Prak. Prak. Prak
Batu pecah
Menjadi batu
Tetap batu

Aku batu
Kau batu
Kita batu
Kami batu
Mereka batu

Batu aku
Batu kau
Batu kita
Batu kami
Batu mereka

Darah batu. Otak batu. Kepala batu. Mata batu. Hidung batu. Telinga batu. Bibir batu. Lidah batu. Leher batu. Dada batu. Perut batu. Tangan batu. Kaki batu. Pantat batu. Dubur batu. Kelamin batu. Napas batu. Tahi batu. Upil batu. Kencing batu. Sperma batu. Rahim batu. Anak batu. 

Batu bertemu batu
Prak. Prak. Prak
Batu pecah
Menjadi batu
Tetap batu

Batu
Batu
Batu

Prak. Prak. Prak. 

(Muncar, 161120)
Poto Ahmad Annajmuz Sakib

14/11/2020

TUBUH BADAI


TUBUH BADAI

"Leluhurku berbantal ombak
berselimut angin
selamanya sepanjang malam"

Kau dengar lagu ole olang itu? 

Bahasa rasi bintang
nyala di dada langit 
malam adalah waktu berenang
memasak badai di tubuhku
Kapal-kapal dengan nyawa madura
mengalirkan garam di pembuluh
aku menggadaikan kepala
kepada laut yang mengasuhku
bau amis tuhan sangat karib
antara ikan-ikan dan rumah
yang menungguku pulang

"Leluhurku berbantal ombak
berselimut angin
selamanya sepanjang malam"

Kau dengar lagu ole olang itu?

(Muncar, 141120)
📸 Syamsul Pranata II

11/11/2020

PANTAI HITAM


PANTAI HITAM

Di tikungan pantai 
bau hitam seperti matahari meleleh
bintang-bintang jatuh
menjadi pasir-pasir resah
Aku memunguti tumpukan bayangan
rembulan di sela perayaan kesedihan
ada senyum yang menyilau
tanpa lampu-lampu tanpa dirimu
Kemungkinan-kemungkinan lain
yang bermukim di tubuhku
apakah kau juga
leluhur batu-batu 
menjaga pantai luka
yang dipeluk ombak 

(Kalimoro, 111120)
📸 Syamsul Pranata II

09/11/2020

MENCUCI SOPHIYAH


MENCUCI SOPHIYAH

malam ibu mencuci Sophiyah pukul 19.30
gigil disembunyikan raut wajah
indeks airmata tak bisa dihitung oleh siapapun
lembar-lembar kesedihan
mengetuk pintu dan jendela tua
berhimpitan dengan napas bapak
yang tersimpan di sebuah baju
merupakan akses tamasya menuju poto-poto
pada dinding lorong gelap itu
malam ibu setelah mencuci Sophiyah pukul 19.30
ada rekaman percakapan sungai di ruang tamu

(Muncar, 091120)

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...