31/12/2018

MERAYAKAN KEMATIAN

Perayaan kembang api
pekikan trompet
musik dangdut semalam suntuk
:berjoget di jalan

Pesta makanan
membakar segala macam hal

Pesta minuman
mabuk terkapar di kolong langit

Apa yang dirayakan
kalau bukan kematian
sebab waktu terus berguguran
di pergantian

Ada yang pergi
Ada yang datang
tak jenak tinggal

Sedih
Bahagia
Menangis
Tertawa
: semua hanya sementara

Lantas, apa yang dirayakan
kalau bukan kematian


(Damtelu, 311218)

LEPAS

Ayo kita songsong pergantian
waktu lepas seperti bulu-bulu angsa
dari jam bisu yang detaknya membikin aku gagap
menangkap lembar kehadiran perempuan

O, sebaiknya kau sabar menunggu wahai perempuan
jangan tergesa, kita sama-sama perhitungkan
akan kemana esok tujuan
sebelum genderang ditabuh perang

: sebab kita tak bisa mengelak pertemuan
yang melata di nganga usia

(Damtelu, 311218)

30/12/2018

AROMA KOTA

Tubuhmu yang molek beraroma kota
bising dan penuh asap kendaraan
menenggelamkan keluguan desa
yang ramai dengan binatang malam

O, nafas tukang parkir sesak
di antara pertokoan dan warung kaki lima
yang memanggil orang-orang
untuk mampir membeli barang dan makanan

Sedang, aku adalah petani kata-kata
yang muak akan keangkuhan kota
tak mau berbagi tempat
untukku melumat segala kesumat

(Genteng, 301218)

27/12/2018

BERMANDI LUMPUR DI SELOKAN

Lelaki itu bermandi lumpur di selokan
bayang-bayangnya serupa perempuan
yang melahirkan bayi kerisauan

Tangis bayi teredam sakit kepala
yang baru saja meninggalkannya
di sebuah tempat tidur

Lalu,ada mimpi yang belum tuntas
keburu dibangunkan kokok ayam
yang berak di ambang pagi

Lelaki itu bermandi lumpur di selokan
tubuhnya kering
semacam musim kemarau tak berganti

Semisal kekasih
maukah terus menciumi
sampai habis dendam yang dalam

Lelaki itu bermandi lumpur di selokan
tubuhnya kering gigil
serupa perempuan kawin dengan kenangan

(Damtelu, 271218)

26/12/2018

KATASTROFE DESEMBER

O, kekasih
isyarat apa yang sudah ditafsir
tangisan bisa datang dari mana saja
tanpa mengetuk
datang dengan tiba-tiba
sedang bayang-bayang
khusyuk berkaca di cahaya
sebelum purnama
wajahnya pucat nafasnya sekarat
menghitung berapa duka
yang mampir berkali-kali
di setiap bulan desember

(Damtelu, 251218)

25/12/2018

KESEPAKATAN RERANTING

Di pohonan kersen
reranting terus bersepakat
lonceng usia yang berdegung
pertanda kereta santa datang
mengetuk pintu ke pintu
membawa kado peringatan hari kelahiran

Coba lihat dalam diri kita sendiri
jangan bertanya kepada orang lain
apakah penggembalaan
telah kehilangan sapi-sapi darma
sebagai kendaraan berperang
melawan butakala

Di pohonan kersen
reranting terus bersepakat
ibu akan selalu tulus
memeluk dalam kegelapan
seraya berdoa
"kasih adalah cahaya
bagi kita, dunia, dan semesta"
selalu ada damai
mengapa harus bertikai

(Damtelu, 251218)

24/12/2018

KAWIN

: Faiq Bobby Setiawan

Iringan mobil
rintik gerimis mengantar
menuju rumah mempelaimu

Di sana
kau dinikahkawinkan
melepas kejalangan

Sebelum tahun berganti
menjadi pengantin baru

: sah

(Muncar, 241218)

21/12/2018

MEMINJAM RESAH SORE

Duduk berdua denganmu
: di sini
harmoni alam dan segelas kopi
jangan menjadi pembeda
di antara kita

sebab kita sejenak
meminjam resah sore
reremput, dedaun menyimpan basah
tanah becek
setelah diguyur hujan

Dialog mengantarkan pada senja
yang semburat di pohonan tua
kita duduk berdua
sejenak meminjam resah sore
yang basah dan serba salah

menafsirkan pertemuan
dengan orang-orang yang datang
sekadar beringsut
menghindari lelah

(Benculuk, 211218)

20/12/2018

PERAHU DI ATAS KEPALA

Matilah, bersama keringatmu
yang terus mengucur
tetapi sungai telah kehilangan kedung
tak mampu menampung sejumlah lelah

Bahkan, lelah akan binasa
bereinkarnasi perahu di atas kepala
tubuh tenggelam
memapah sendiri ringkihan kuda
didera tanpa ditanya
"apakah lapar hausmu sudah diganti?"

Matilah, bersama keringatmu
yang kecut dan mengendap
seperti bola yang menggelending
ditendang, tanpa arah mau kemana
hilir kepastian

Bahkan, yang menamakan dirinya
seorang malaikat pun
ikut bernyanyi dan bergoyang
ketika makan malam
tersaji di perahu di atas kepala

(Damtelu, 201218)

19/12/2018

RESAH

Rembulan tertunduk pucat pasi
angin menggerakkan daun-daun bambu
mengusik keheningan malam

Sungai beriak
rembulan berkaca
"Mengapa malam tak lekas berlalu"

Lolongan anjing asyik menyeru
berganti memukul
cahaya lebam di sekujur malam

Rembulan tak bisa tidur
tertunduk pucat pasi

"Aku ingin melelapkan resah
mengapa malam tak lekas berlalu"

(Kedungrejo, 191218)

11/12/2018

KEKASIH YANG MENGANDUNG KECEMASAN

Kecemasan itu
buah perkawinan kita, sayang
kau tak bisa menyembunyikannya
: dariku
mari kita rawat bersama
sebab kecemasanmu kecemasanku juga
aku tak bisa menolaknya
seperti Desember yang tabah
menerima jutaan hujan
Kadangkala, kecemasan itu
adalah seekor anjing, sayang
matanya tajam nyala
yang jujur menjaga kita
dari kelalaian
ketika kita sedang bercinta
di sudut luar rumah

(Damtelu, 111218)

07/12/2018

MUMPUNG

Mumpung malam masih gelap
Mumpung malam masih terjaga

Mendekatlah, maka ku habisi kau
seperti kenangan yang datang
tanpa permisi
membawa sejumlah kemabukan
yang tak dapat ku kalkulasi

Mumpung malam masih gelap
Mumpung malam masih terjaga

Mendekatlah, maka ku habisi kau
sehabis-habisnya
tanpa tanya
mengapa cinta di dunia
tentang luka dan derita

Ah, mumpung malam
belum terkepung pagi

(Damtelu, 071218)

06/12/2018

PANAS DALAM

: dengung teman

Lubang-lubang di bibir
semakin melebar
ketika tak kuat menahan
panas dari luar
perih, dipaksa untuk mengunyah
makanan lezat

Sekelas malaikat pun
belum berani membuka tirai
yang menutupi jendela tua

"Ini malapetaka
harus disembunyikan
orang asing jangan sampai masuk
ke rumah
kita bisa celaka"

Cahaya dan angin surga
hanya isapan jempol belaka
air liur menguap
setelah itu mengering
di dalam angan
yang kecing dan basin

(Damtelu, 061218)

05/12/2018

LELAKI YANG MENGANDUNG SEPI

Tengok, sesungguhnya lelaki itu mengandung sepi
meski ia tak pernah bicara kepada istri
dan anak-anaknya

Ia memanggul sepi ke dalam keramaian
senyum yang kering
menyapa setiap kali bertemu

"Aku baik-baik saja
dan sudah kebal terhadap usia"

Matanya congak
setelah kembali bangun dari pembaringan
senyumnya kering
sambil tertawa mengejek Izrail

Sesungguhnya lelaki itu mengandung sepi
istri dan anak-anaknya sangat senang
ia tak pernah bicara kematian
kecuali uang

(Damtelu, 051218)

04/12/2018

DI PANGKUAN

: pasca obrolan

Mampus kau
terkoyak-koyak sendiri
jiwa hendak bebas
terikat rasa yang tak terlihat

Mampus kau
di pangkuan tak bertepi

menerima yang ditolak
menolak yang diterima

Mampus kau
semampus mampusnya
bisa apa kau sekarang
terkoyak-koyak sendiri

(Damtelu, 041218)

01/12/2018

NGANGKANG

Seberapa panjang sabtu malam
kata orang-orang
malam ini bebas telanjang
ngangkang dan sembarang
karena tanggal esok menunjukkan
warna merah

tak perlu takut kesiangan

Seberapa panjang sabtu malam
orang-orang ngangkang
dimana saja telanjang
bahkan di televisi
dengan bangga mengeksploitasi aib
dan kesedihan
kemlaratan yang menjadi senjata ampuh
membunuh akal sehat

tak perlu takut kesiangan

Ngangkang sesuka hati
bebas bernyanyi hahahihi
kesengsaraan adalah komoditas
yang paling laris dinikmati

(Kedungrejo, 011218)

SUATU PERAYAAN HUJAN DI SUDUT SEKOLAH

Bunga-bunga mekar
mengiringi perayaan hujan
yang terus menerus tercipta
membasah di akhir tahun

Halaman yang becek itu
dulu tempat rumput liar
menganyam sepi dari keniscayaan
yang tak dihiraukan seorang tukang kebun

Halaman yang becek itu
juga tempatku menanam benih bunga
di antara retakan tanah
yang semakin nganga

Bunga-bunga mekar
daun-daun juga gugur
: berserakan
di halaman yang becek itu

Seiring perayaan hujan
yang semakin menua
di pucuk pohon beringin
di suatu sudut sekolah

(Damtelu, 011218)

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...