23/05/2021

MALAM MEMPERPANJANG MALAM


Malam Memperpanjang Malam

Dari jendela
ku lihat malam memperpanjang malam
menyeduh kopi lalu kau tidur duluan
membaca puisi dan aku menyulut rokok

Kipas angin masih berlari
komputer bernyanyi batuk-batuk
entah apa yang terketik
mungkin nasib atau takdir
yang nyinyir seperti tetangga

cepat, mimpi hanya sementara! 

Tinggalkan buaian-ciuman itu
musuh adalah aku sendiri

Tak perlu berlari
apa bedanya dengan kuda

dari jendela apakah kau bisa menghitung
hutang dan dendam ada di mana? 

Muncar, 230521

21/05/2021

BIROKRAT WC UMUM


BIROKRAT WC UMUM


Birokrat WC umum
seseorang penjaga daftar harga
kencing Rp. 2.000
berak Rp. 3.000
mandi Rp. 5.000

harap antre, harap disiram
nyala air kran meluber
nyala lampu di dalam gayung
basah, plung!

birokrat mau mengepel
lantai bau dan licin
jangan buang softex di lubang wc
tisu basah berceceran

sikat - karbol - puntung rokok
birokrat WC umum 
transaksi google map buta
mayat kelaparan menyumpal selokan



Muncar, 210521

30/04/2021

BAHASA YANG SUNTUK


BAHASA YANG SUNTUK

Bahasa yang suntuk menari-nari. Ingin keluar dari kolong kepalaku. Mengetik peringatan "aku mencintai dan membencimu". Tolong juga pinjami aku kesabaran untuk hari-hari yang genit. Jaringan internet yang sakit-sakitan untuk work from home. Beranda facebook yang memuat puisi-puisi. 

Barangkali cinta adalah orang-orang kota yang lapar. Hujan yang kesepian. Jalan-jalan baru yang berlubang. Laut yang diperkosa nelayan dan limbah. Gunung dan upacara pembunuhan hutan. Dan juga rindu yang tak terawat di pemberitaan media cetak dan online. 

Sambil minum kopi, telur mata sapi melirik ke kanan dan ke kiri. Mengingat-ingat nasib seperti kata Chairil. Kemudian, kesunyian menjelma benci. Menjelma bahasa yang suntuk.

(Muncar, 300421)
Foto @jack_izzet

20/03/2021

PULANG DARI TAMASYA RUANG NYERI


PULANG DARI TAMASYA RUANG NYERI


Kita pulang dari tamasya ruang nyeri
membawa sesuatu yang belum memiliki nama
dan parasetamol setelah beberapa waktu
berdesakan di rongga tubuhmu
mengantarkan argumen dua orang lelaki
sepakat menawarkan butir-butir keniscayaan
aku pikir, kita tak perlu secemas itu
untuk rencana ruang tumbuh
sedangkan sesuatu yang belum memiliki nama
masih menghitung denyut kalender di dadamu
sebagai investasi cairan infus masa depan


(Damtelu, 200321)

07/03/2021

KELAK KITA AKAN MENAMAINYA PUISI

Kelak Kita Akan Menamainya Puisi

Saat ini, mimpi menyeruak
menyeduh malam-malam dingin
Kelak kita akan menamainya puisi
kemenangan juga kekalahan
Matahari dan rembulan menua
dalam segelas suka duka
merawat percintaan demi percintaan
Bersabarlah menjaga nafas itu tumbuh
menjadi puisi kita 
dan aku percaya
semua akan baik-baik saja

(Muncar, 070321)

24/02/2021

SEPERTI PUISI DI SINI SEKARANG


SEPERTI PUISI DI SINI SEKARANG


Ia masih tidur dalam poto itu
seperti puisi di sini sekarang
suatu jawaban dari kecemasan
doa-doa akan menghimpun 
pertemuan dari hari ke hari
bulan ke bulan
tahun ke tahun
dan semua bertambah tua
membiasakan menjadi pohon 
merawat dan menjaga
harapan-harapan
detak nafas yang masih melekat


(Muncar, 240221)
Poto Ahmad Annajmuz Sakib

23/02/2021

KEMBALI INSOMNIA


Kembali Insomnia


Malam, sepasang mataku adalah kolak dalam mangkok
ikan-ikan berenang mendengar kicau burung
dan kokok ayam yang tak mau tidur

Sebuah pot bunga di teras rumah
berserakan ditendang tikus tak tahu diri itu

Esok, apakah tetangga akan menjadi pengantin
dan aku menghitung larik hujan di langit mendung

Tiba-tiba alarm ponsel berbunyi
aku segera berlari mencari kabar baik
dari istriku yang sedang memeluk guling


(Muncar, 230221)
Poto Pinterst

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...