19/02/2020

PRAHARA


PRAHARA

Mereka sangat piawai duduk
di perjamuan surga
menghisap cerutu
menikmati segelas anggur
makan malam dengan daging manusia

sedang kami hanya mewarisi
bukit yang digali terus digali
hingga menembus neraka

Mereka bercanda dengan nasib
kami menerima bencana
sebagai luka derita
mulut dibungkam dan nyawa kami
seharga nasi bungkus lima ribuan

lampu-lampu menyala di atas kepala mereka
kami terkapar tanpa suara

(Muncar, 190220)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CATATAN AGUSTUS 2024

  ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha   Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...