Sebuah Pertemuan dengan Teman
Aku tak melihatnya menghisap sebatang rokok pun. Tetapi percakapan tetap meluncur dari bibir kami. Percakapan yang menyeret ke sebuah ingatan gedung biru di kota itu.
Bunga dan daun gugur di jalan. Matahari ssbentuk lampu kota. Dan kami adalah sisa-sisa puisi.
Memang, malam begitu karib. Bangku warung kopi selalu memanggil. Sekadar mendengar derita yang baka bagi kesedihan yang patut untuk kami tertawakan.
(Muncar, 040520)