Muncar, 2021
31/12/2021
CATATAN TOILET
12/11/2021
BEGADANG
31/10/2021
TÊLU
03/10/2021
RUANG DI TANGGAL 23 SEPTEMBER 2021
10/09/2021
KARTU PENDAFTARAN
Selembar kartu pendaftaran
belum usai ditampung
pemberitaan lini masa
pada usia yang merangkak
kursi itu entah masih milik siapa
angka menerjemahkan peraturan
tata cara makan siang
sebagai baju seragam
Di moncong kepala yang meledak
antrean huruf membaca nama
mengetuk pintu lampu merah
sepotong dadar rembulan
tetapi tidak belok kiri jalan terus
tidak juga tepat waktu
Selembar kartu pendaftaran
selembar angka
selembar huruf
selembar nama
selembar ingin
selembar alamat
pada waktu yang dapat
Muncar, 2021
21/08/2021
NGOPI DI PASAR SUMBERAYU
NGOPI DI PASAR SUMBERAYU
Di Pasar Sumberayu pukul 14.12
warung menyediakan kopi sachet
aku datang menyapa masa kecil
meski tak tinggal di situ
seperti ada televisi yang menayangkan diriku
menyeberangi jembatan bambu
yang renta dan kriput
Aku lihat aroma bapak
masih melayani pembeli di dalam toko
ibu khusyuk merangkai kancing
di depan mesin jahit
mbah menukar karcis dengan hipertensi
mbok mengikat kangkung
dengan encok dan asam urat
mas sedang ikut pawai sunatan masal
di sore hari bayanganku juga mengaji
iqro yang tak pernah selesai sampai sekarang
Di Pasar Sumberayu pukul 14.12
warung menyediakan rokok
meski tak tinggal di situ
aku bermain ayunan
dari rumah yang tergusur warisan
Di Pasar Sumberayu pukul 14.12
Jayabaya ikut ngopi
sambil meramal "pasar ilang kumandange"
Muncar, 2021
09/08/2021
SEMESTA /ibu/
20/07/2021
TEROR KEMATIAN
10/07/2021
MEMBACA MALAM INI
02/07/2021
KEDUNGGEBANG
KEDUNGGEBANG
: dalam catatan ingatan
Wajahmu peta yang kusut
adalah hamparan rawa dan hutan Bangeran
siapakah yang membuka pintu?
Setail bergeser dari muara
banjir senin legi juga mengubur palung dan sumur
di antara keramaian kampung yang tinggal nama
apakah kita akan tetap merawat-meruwat
pagar di empat sudut?
Jika beringin telah tumbang
dan malam kehilangan kaki
Tiga bendungan merenungi nasib
mitos kematian menyelinap dalam mimpi
Tanggulasri menjemur sejarahnya di luar kepala
kemarilah, maka akan kubisiki
tembang Marinem tak lagi terdengar
semenjak kita sibuk mengaji dangdut
Wajahmu peta yang kusut
adalah hamparan rawa dan hutan Bangeran
siapakah yang membuka pintu?
tempat kita semakin asing dari kita sendiri
Muncar, 2021
ARSIP KALIMORO
ARSIP KALIMORO
Di suatu senja membaca
lumut-lumut sejarah dari sungai menghitam
ditampung muara
pertemuan tak ada pekerjaan
anak pantai gelisah menggali arsip-arsip batu
/ sebuah nama terhapus dari peta dada /
Anak pantai mewarnai gambar dirinya dengan rasi bintang
sebelum suara mesin perahu berseru
berangkat mengaji ke laut
tetapi musim tidak bisa ditebak
/ siapa yang melahirkan nelayan /
rahim muram mencatat kawin - cerai
gang-gang sempit ditumbuhi jemuran putus sekolah
kita duduk minum kopi, sebotol oplosan
membicarakan tentangga yang mencari hutangan
Di suatu senja membaca
apakah kita masih mengenakan kepala
ikan berenang di air mata limbah dari pipa siluman
bersama hantu-hantu plastik
/ ke mana sisa matahari dan rembulan /
jika anak pantai menulis puisi pada ombak
menabuh gelombang pasang
pada mimpi laut yang menatap harapan
(Muncar, 2021)
23/05/2021
MALAM MEMPERPANJANG MALAM
21/05/2021
BIROKRAT WC UMUM
30/04/2021
BAHASA YANG SUNTUK
20/03/2021
PULANG DARI TAMASYA RUANG NYERI
07/03/2021
KELAK KITA AKAN MENAMAINYA PUISI
24/02/2021
SEPERTI PUISI DI SINI SEKARANG
23/02/2021
KEMBALI INSOMNIA
16/02/2021
KAVITA
19/01/2021
LIPATAN MIMPI
13/01/2021
RUMUS GERAK
10/01/2021
TUBUH PENTAS
CATATAN AGUSTUS 2024
ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...
-
ilustrasi dari AI Masuk – Keluar di Stasiun Rogojampi aku dengan koper masuk - keluar di stasiun Rogojampi bayangan berloncatan dari ti...
-
Ke Yogyakarta Aku datang ke Yogyakarta mengendarai google dengan kecepatan 72 Mbps tiba di angkringan sejarah wikipedia aku ...