03/04/2020
ANTOLOGI PUISI SASTRA TIMUR JAWA "RISALAH TUBUH DI LADANG KEMARAU" TAHUN 2019
BLAMBANGAN
Aku masih mencium
aroma keganjilan
Bunga-bunga kelapa dan tebu
beterbangan di jalan
Aku juga memunguti reruntuhan
tembok dan bukit
berserakan di persawahan
Damarwulan meretas purnama
Wahita - Puyengan menangkap cahaya
asmara tumbuh bersimbah luka
Jejak pengkhianatan mereka
lebam dan Wungu
menilas di sekujur tubuh
dan celakalah Menak Jingga
jiwanya menggigil
tubuhnya menyulam sepi
kepalanya terpenggal
oleh Gada Wesi Kuning
Anyir darah muncrat
meluap ke Kali Wagud
Mengejakal sebagai cerita
yang diyakini keberadaannya
: Blambangan menyempit
menjadi sebuah desa
(Muncar, 2019)
*Blambangan, nama desa di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi
KEDUNGGEBANG
Berenang ke alir Setail
yang tiga kali
berpindah muara
aku temui diriku bermukim di situ
Di sebuah palung
wajah moyang sulit dikenali
aku tetap bersitahan
menghirup udara di rimbunan
pohon gebang
Hutan-hutan
tak menyisakan jejak
Semak Tanggulasri
terlantar dari catatan sejarah
Sawah-sawah dikeruk menjadi ceruk
lalu diolah menjadi pecah genting
yang berserakan pada halaman rumah
juga padi yang menguning meninggalkannya
maka tumbuhlah jeruk dan buah naga
Aku tak diwarisi apa-apa
kecuali puisi-puisi
yang ku tanak di dalam panci mimpi
menjadi keramaian,
palung sumur, dan tiga bendungan kecil
yang melintas pada suatu dusun
O, namun mangrove-mangrove
di timur desa
tempat burung-burung berkasih teduh
dan ikan-ikan bertelur
luput ku peluk
sebagai harapan masa depan
bagi anak cucu kami
(Muncar, 2019)
*Kedunggebang, nama desa di Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.
** Pohon Gebang, tanaman sejenis palem.
LOPAMPANG
Laut resah
menggembalakan ikan-ikan
di relung paling dalam
Sejak tembok
yang mengelilingi kota
diruntuhkan
oleh serdadu bermata biru
sedangkan pelabuhan purba
hanya menjadi perayaan luka
para nelayan
menepikan perahu-perahu
yang menunggu angin
untuk membawanya kembali
mengarungi laut
Laut itu semakin resah
sejak sejarah dibakar
dan dipindahkan
ke kota yang baru
sedangkan pelabuhan purba
hanya menjadi perayaan duka
para nelayan
yang menguburkan bangkai-bangkai ikan
di matanya yang nanar
tetapi di balik bukit,
gunung berapi tertidur pulas
menyimpan muntahan
yang sewaktu-waktu
akan dilepaskan
(Muncar, 2019)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
CATATAN AGUSTUS 2024
ilustrasi AI REVIEW KUPULANGKAN KEPERGIAN untuk Nadira Andalibtha Sekumpulan puisi sedang asyik mengetik dirinya sendiri. Cafe yan...
-
ilustrasi dari AI Masuk – Keluar di Stasiun Rogojampi aku dengan koper masuk - keluar di stasiun Rogojampi bayangan berloncatan dari ti...
-
Ke Yogyakarta Aku datang ke Yogyakarta mengendarai google dengan kecepatan 72 Mbps tiba di angkringan sejarah wikipedia aku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar